Senin, 19 Januari 2009

Remaja dan Stres

Oleh: GUNTORO UTAMADI
Banyak orang mengira bahwa stres hanya dialami oleh orang dewasa, berkaitan dengan kesibukan dan tanggung jawab yang harus dipikul dalam kehidupan berkeluarga, pekerjaan dan lingkungan sosial. Mereka pikir kehidupan anak dan remaja “fun-fun” saja, karena kegiatan kita cuma sekolah, pacaran dan main. Padahal, tantangan yang kita hadapi juga nggak kalah berat. Selain harus menyesuaikan diri dengan pertumbuhan dan perubahan fisik, kita masih harus menghadapi berbagai tes dan ujian di sekolah, berantem dengan orang tua, belum lagi tekanan sebaya alias peer pressure. Semua ini membuat remaja kadang mengalami tekanan atau stres melebihi yang dialami orang dewasa.

Walaupun kedengarannya agak aneh, stres atau tekanan sesungguhnya diperlukan dalam hidup ini. Kalau kita harus terus menerus berhadapan dengan kegiatan yang kurang menantang atau tidak membuat kita harus berpikir, lama-lama kita akan bosan. Misalnya saja pada akhir masa liburan sekolah, seringkali kita merasa bosan dan malah menunggu-nunggu balik lagi ke sekolah. Kita merasa bosan karena tidak ada rangsangan mental yang cukup, yang memaksa kita berpikir atau bertindak. Terlalu sedikit stres akan berdampak sama dengan terlalu banyak, dua-duanya bisa bikin kita depresi.

Ada jenis stres yang muncul dengan sendirinya tanpa bisa kita kendalikan atau atur. Misalnya saja ketika kita akan ujian akhir, atau ditunjuk berpidato mewakili sekolah di depan presiden, kita bisa merasa alarm tubuh kita bekerja, yang dalam bahasa Inggris disebut “fight-or-flight reaction” (terjemahan bebasnya adalah “hadapi atau lari”, namun dalam bahasa sehari-hari kita biasa bilang panik). Reaksi ini terjadi ketika otak dan hormon pada tubuh kita merespons sesuatu yang dipandang berbahaya. Hormon ini membuat jantung kita berdebar lebih cepat, otot-otot mengejang dan tekanan darah meningkat. Napas jadi lebih pendek dan kita mulai berkeringat, bahkan mungkin kita merasa mual dan pusing.

Kalau kamu pernah mengalami ini, kamu nggak sendirian, karena kita semua adalah produk dari evolusi ribuan tahun. Walaupun manusia modern sekarang bisa mengendarai mobil, ngobrol lewat HP, browsing internet, bahkan menciptakan pesawat luar angkasa, kita masih memiliki reaksi alamiah dalam menghadapi keadaan darurat. Sehingga, walaupun jaman sekarang jarang sekali kita harus berhadapan dengan binatang buas, kemampuan itu masih ada. Ketika tubuh kita berhadapan dengan bahaya, kita akan siap bertarung melawan binatang buas itu, atau kabur melarikan diri. Binatang buas itu pada jaman sekarang bisa berbentuk ujian, pidato, pertandingan olah raga, berhadapan dengan camer, atau macam-macam lagi.

Rasa panik seperti tadi bisa membuat kita merasa sangat tidak nyaman, tapi biasanya hal ini tidak berlangsung lama, karena segera setelah bahaya lewat, kita jadi biasa lagi. Sedangkan chronic stress alias stres berat, yang sedikit berbeda dengan rasa panik, karena rasa stres ini tidak terlalu intens namun berlangsng lebih lama. Stres biasanya dihubungkan dengan problem jangka panjang yang berada di luar jangkauan kita, seperti misalnya bila orang tua kita bercerai, atau menghadapi mata pelajaran yang sulit dan tidak kita sukai sepanjang semester. Selain itu, penyakit berat yang kita derita seperti kanker atau jadwal yang terlalu ketat dan sibuk juga bisa bikin stres. Ada banyak hal yang dapat memicu stres, dan ini seringkali sangat tergantung pada kepribadian kita dan situasi yang kita hadapi.

Kadang-kadang kita sulit mengenali gejala stres karena stres seringkali mempengaruhi tubuh kita dan membuat kita merasa bahwa kita sakit tanpa tahu bahwa ini adalah gejala stres. Misalnya, bila gejala stres yang kita alami berupa sakit perut, kita pikir kita salah makan. Gejala-gejala stres bisa berupa rasa tidak enak pada perut, seperti diare, kembung atau sulit buang air besar, sakit kepala, sakit punggung, insomia (tidak bisa tidur), tidak ada nafsu makan atau sebaliknya nafsu makan berlebihan, mudah marah dan tersinggung, cemas, ingin menyendiri, menangis, atau merasa frustrasi dengan hal-hal sederhana yang biasanya tidak kita hiraukan. Kalau kamu mengalami salah satu atau lebih dari hal di atas, kemungkinan kamu mengalami stres. Tapi jangan khawatir, karena ada banyak cara untuk mengendalikan stres.

Cara paling oke bagi remaja (sebetulnya bagi semua orang) untuk menghadapi stres adalah dengan berolah raga. Memang kedengaran aneh, kok kita harus olah raga untuk menghilangkan pusing dan sakit perut. Akan tetapi, olah raga tidak hanya baik untuk tubuh, melainkan juga untuk pikiran. Aktivitas fisik membuat tubuh kita melepaskan hormon endorfin yang bikin kita merasa tenang dan nyaman. Latihan erobik bisa meredakan stres, karena erobik membuat kita bernapas dalam. Mengambil napas dalam-dalam sangat baik dilakukan ketika kita sedang marah atau tertekan. Kalau kita bukan atlit atau tidak biasa olah raga, kita bisa saja jalan kaki atau naik sepeda.

Cara lain untuk mengatasi stres adalah dengan hang out dengan teman-teman. Melakukan sesuatu yang kita senangi bersama dengan orang yang kita sukai bisa membantu kita kembali konsentrasi. Bahkan, main dengan sesama teman yang sedang bete juga bisa jadi kegiatan yang bagus untuk menghadapi stres. Nonton, jalan-jalan ke mal atau makan di restoran bareng bisa bikin kita santai sehingga stres terkendali. Kalau teman-teman kita yang bikin kita stres (ini merupakan hal yang memang sering terjadi di masa remaja), kita bisa minta bantuan teman lain atau orang tua. Atau, kalau masalah tidak terpecahkan, cari aktivitas dan teman baru.

Selain itu, yang bisa kita lakukan adalah menekuni hobi kita. Banyak remaja yang bingung ketika ditanya apa hobinya. Padahal, melakukan sesuatu berkaitan dengan hobi bisa bikin kita merasa tenang dan senang. Jadi, mulai sekarang, kamu bisa menggali apa hobimu dan mulai menekuninya. Berkumpul dengan orang-orang yang berhobi sama juga akan menjadi kegiatan yang menyenangkan untuk mengatasi stres, selain tentu saja memperluas pergaulan.
Latihan pernapasan juga hal yang bagus. Iya, lho, walaupun pada awalnya kita merasa janggal, lama-lama manfaatnya akan terasa. Ambil napas dalam-dalam, hitung sampai sepuluh, baru hembuskan lagi pelan-pelan. Latihan seperti ini terutama baik dilakukan ketika kita senang panik, karena membantu kita melawan kecemasan.

Yang harus selalu kita ingat adalah bahwa kita tidak bisa mengatur semuanya. Akan selalu ada hal-hal yang bertentangan atau terjadi tidak seperti kehendak kita. Dalam hidup, hal ini biasa. Selain itu, tidak semuanya sepenting yang kita pikir. Bukan berarti kita tidak boleh cemas akan apapun, karena cemas juga hal yang manusiawi. Kadang kala tidak ada yang bisa kita lakukan kecuali pasrah. Karena itulah, berserah diri kepada Tuhan merupakan cara yang jitu mengatasi stres.
Apapun yang kita alami, jangan pernah mengatasi stres dengan cara yang tidak sehat, karena pada akhirnya kita hanya akan menambah stres dalam diri kita. Banyak remaja maupun orang dewasa yang mencoba mengatasi stres dengan merokok, minum alcohol atau nge-drugs. Kita harus ingat bahwa perasaan nyaman yang ditimbulkan oleh rokok, alcohol dan drugs tadi hanya semu. Segera setelah kita berhenti melakukannya, kita akan merasa makin stres, sehingga kita harus terus menerus menambah dosis sampai ketagihan. Kalau sudah begini, tidak saja kita akan tambah stres, orang-orang terdekat kita juga akan kena imbasnya.

Kalau kita merasa bahwa kita tidak lagi bisa menangani stres yang kita alami, ada baiknya kita minta bantuan. Bicara dengan teman, orang tua, guru BP, psikolog bisa membantu kita melihat permasalahan dari perspektif yang berbeda. Bisa juga kamu coba konsultasi atau curhat dengan konselor di Youth Center PKBI di kotamu. Atau, kalau curhat saja tidak cukup, paling tidak mereka akan dapat membantu kita mencari pertolongan yang tepat. Okay?

sumber: www.geocities.com/guntoroutamadi/artikel-remaja-dan-stress.html

Tidak ada komentar: