Senin, 19 Januari 2009

Melacak Pergaulan Siswa Yang Di Luar Batas

Oleh : Marjohan Guru SMA Negeri 3 Batusangkar DULU Kasus kehamilan dan pelanggaran seksual yang dilakukan oleh pemuda dan pemudi merupakan aib bagi orang tua dan kaum famili, sehingga yang bersangkutan diberi sangsi berat sampai diusir dari kampung. Sekarang kasus ini bila dilakukan oleh pelajar lebih banyak dikarenakan kepada nama sekolah. Ini tentu saja pukulan kepada wibawa sekolah sebagai Lembaga Pendidikan. Sebuah sekolah dianggap telah gagal atau disiplinnya kurang, bila kedapatan pelajar-pelajarnya melakukan kasus aib ini. Tak begitu dipersoalkan meskipun pelanggaran seksual itu sendiri terjadi di rumah atau tempat lain akibat kegagalan orang tua dalam mendidik anak. Pokoknya, paran sekolah, sering dituding. Bagi sekolah, langkah yang tepat untuk membersihkan nama baiknya adalah dengan cara memecat pelajar yang berkasus atau dengan cara memindahkan pelajar tersebut, apabila ia telah hamil atau melakukan abortus Sekarang rata-rata tiap sekolah telah mendapat jatah nama buruk. Tidak pandang bulu apakah itu sekolah negeri atau swasta, bahkan merupakan pukulan yang lebih berat lagi bagi sekolah agama. Kasus kehamilan dan pelanggaran seksual tidak hanya terjadi di sekolah kota, tetapi juga di sekolah-sekolah desa. Dan umumnya, dilakukan oleh pelajar tingkat SLTA. Rata-rata siswa SLTA yang berusia 16-20 tahun menurut teori Rumke sedang berada dalam masa genital. Dalam usia ini mereka penuh dengan dorongan emosional don dorongan libido, nafsu seksual. Dalam masa ini terjadi labilitas kejiwaan, yang bila tidak dikendalikan akan dapat mengarah kepada hal-hal negative. Apabila seorang pelajar tidak dapat mengendalikan diri misalnya, akan dapat men¬dorongnya untuk melakukan pergaulan bebas. Melakukan pelanggaran seksual terhadap teman wanitanya sendiri. Tentu saja kasus-kasus yang terjadi di sekolah dilakukan oleh sepasang pelajar putera dan puteri. Tetapi resiko tertinggi dan berat ditanggung oleh pelajar puteri, karena akibat pelanggaran seksual itu sangat membeka pada perutnya yang membuncit serta robeknya selaput virgin. ¬Sedangkan bagi pelajar putera, kadang-kadang dapat bersikap lempar batu sembunyi tangan. Menghindarkan dari tanggung jawab. Memperhatikan perilaku kehidupan remaja, menunjuk¬kan bahwa pengaruh orang tua¬ dan stimulasi positifnya masih terlalu rendah. Amat sedikit orang tua dan anak melakukan acara ngumpul-ngumpul untuk melakukan dialog dari hati ke hati. Paling banyak cuma mengadakan ngumpul-ngumpul untuk menonton film serial di Televisi. Kebanyakan pengaruh buruk pada remaja justru. datang dari luar, yaitu melalui media massa cetak, audio visual, dan melalui pergaulan. Pada umumnya kegemaran remaja, pelajar, adalah membaca, menonton, mendengar musik, berkumpul dan ngobrol-ngobrol disamping melakukan aktivitas produktif yang lain. Pada umumnya orang tua tidak tahu apa yang mereka baca dan apa yang mereka tonton. Hal ini mungkin karena kesibukan, karena kurang peduli atau juga karena orang tua merasa enggan mencampuri urusan anak muda. Mungkin juga karena orang tua tidak mengenal tentang perkembangan jiwa remaja. Mungkin pada suatu hari datang teman mengatakan bahwa ada Info bagus, sebagai isyarat telah ada peluang bagi mereka untuk menikmati bacaan atau film porno. Maka mereka pun membaca buku porno itu atau menonton film biru secara diam-diam ditem¬pat teman atau ditempat lain. Bacaan dan tontonan yang bersifat porno dapat men¬datangkan kenikmatan dan merangsang keinginan sek¬sual. Kemudian mereka akan berusaha mencari peluang untuk melampiaskannya secara sendiri atau berkelompok. Mungkin secara suka sama suka atau lewat perkosaan. Memang pengaruh per¬gaulan yang negatif sangat cepat meluas. Rata-rata orang tua tidak mengetahui istilah yang khas dalam pergaulan antara remaja istilah populer di kalangan mereka untuk mengartikan film biru adalah film 26, barangkali karena huruf B mewakili angka 2 dan huruf F mewakili angka 6. Walau orang tua telah mem¬batasi pergaulan mereka dan melarang terhadap hal-hal yang bersitaf negatif, namun adanya kesempatan-kesem¬patan lain, bagi mereka tak mungkin semuanya terbendung. Tentu ada juga peluang bagi mereka untuk berkumpul-kumpul dan mengadakan tukar menukar informasi, ngobrol mangenai benda benda porno. Media massa yang dianggap sangat mengganggu kes¬tablian jiwa remaja adalah bentuk audio visual yang mana secara diam-diam telah merayapi kehidupan mereka. Dewasa ini orang, sudah banyak memiliki video kaset tujuan utamanya adalah untuk sarana hiburan anggota keluarga. Tetapi kemudian dibisniskan menjadi tujuan komersial dengan menyulap rumah mereka menjadi bios¬kop mini dan memungut uang tontonan dari kaset-kaset blue film. Rata-rata peminatnya adalah anak-anak pelajar, bukan saja dari tingkat SLTA tetapi juga pelajar tingkat SLTP setelah mengalami wet dream. Pelajar-pelajar di kota dan di desa banyak yang telah men¬getahui lokasi-lokasi rahasia dari bioskop, mini ini. Sungguh bagi pemilik video cabul sekeping uang lebih berharga dari segalanya. Mereka tega meracuni fikiran dan jiwa generasi muda melemahkan semangat pelajar untuk belajar dan bekerja. Film-film dan bacaan porno sangat cepat merangsang penontonnya, begitu pula bagi pelajar. la cepat sekali meningkatkan ambisi seksual, dorongan seksual membuat mereka ingin melakukan iseng-iseng, mungkin terhadap pacar atau terhadap wanita lain. Ada majalah dan buku porno ter¬bitan dalam dan luar negeri yang telah beredar secara diam-diam di kalangan mereka. Secara naluriah, remaja laki-laki bersifat agresif dan remaja wanita bersifat pasif. Remaja pria sangat tertarik kepada info-info yang bersifat seksual. Sedangkan remaja wanita ter¬tarik kepada hal-hal yang ber¬sifat romantis. Banyak anak-anak remaja yang tidak atau kurang punya latar belakang pendidikan agama, orang tua pun tak memberi perhatian yang cukup. Mereka itu dapat saja memperkenalkan bacaan dan majalah porno kepada teman wanita, lawan jenis mereka. Dan kemudian mencari tempat-tempat yang sepi. Setelah terangsang mereka melakukan hubungan seksual yang mana agama menyebut¬nya sebagai perbuatan zinah. Rata-rata pelajar yang berkasus hubungan seksual ini secara suka sama suka. Per¬buatan itu sebagian dilakukan di rumah atau di tempat tersem¬bunyi dan sebagian lagi di tem¬pat rekreasi yang suasananya lengang. Umumnya kasus pelanggaran seksual dan kehamilan pelajar ini disebabkan oleh kurangnya pengawasan orang tua. Minusnya didikan agama, broken home (orang tua yang sibuk dan suka bertengkar) dan akibat komunikasi yang sangat jelek, di rumah. Berpacaran secara sembunyi-sembunyi dan pergaulan yang sangat bebas dapat menjerumuskan pelajar putera dan puteri kepada perbuatan zina dan kehamilan. Dimana untuk seterusnya akibat perbuatan mereka itu pada gilirannya akan mencemari nama baik sekolahnya. http://penulisbatusangkar.blogspot.com/

Tidak ada komentar: