Senin, 19 Januari 2009

Kekerasan Siswa Dinilai Efek Tontonan di Media

JAKARTA - Kekerasan yang terjadi di SMPN 3 Cimahi, Jawa Barat (Jabar) dinilai sebagai bukti pengawasan terhadap sekolah amat memprihatinkan. Serta efek dari berbagai kekerasan yang dipertontonkan melalui media massa.


Demikian dikatakan anggota Komisi VIII Abdullah Azwar Anas ketika dihubungi okezone, Rabu (24/12/2008).

"Semua elemen di lingkungan sekolah seperti guru, kepala sekolah, BP, dan orangtua harus sidak membangun pengawasan tersebut secara bersama," imbaunya.

Kekerasan yang ditayangkan di media massa, sambung dia, lambat laun diadaptasi oleh remaja untuk menyelesaikan masalah. "Oleh karena itu opsinya adalah Diknas harus mengevaluasi setiap sekolah yang murid-muridnya sering terlibat kekerasan," paparnya.

Azwar mengimbau agar siswa-siswa yang terlibat dalam aksi pengeroyokan itu diberikan pembinaan secara berkelanjutan agar mereka menyadari kekeliruannya.

"Peran orangtua, guru, dan lingkungan sangat mempengaruhi perubahan siswa," tandasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, kasus kekerasan ini terekam lewat kamera handphone. Seorang siswa, yang diduga siswa SMPN 3 Jalan Sriwijaya Cimahi, Jabar, terekam tengah menjadi bulan-bulanan tujuh siswa lain yang juga berseragam putih biru.

Menurut seorang siswa SMP 3 yang memperlihatkan rekaman video itu, aksi pengeroyokan itu terjadi pada Oktober 2008 di depan sebuah kelas di sekolahnya.

(lsi) sumber: http://news.okezone.com

Tidak ada komentar: