Senin, 19 Januari 2009

khusus untuk orangtua remaja :)

tips untuk Orangtua hadapi sang buah hati :)
Sebagai orang tua, kita kadang lupa bahwa kita menjadi panutan buah hati kita. Ada saatnya kita mengalami tekanan masalah yang membuat kita kehilangan kendali dan marah. Menghindari hal tersebut, berikut beberapa cara untuk dapat mengendalikan amarah.

1. Kenali amarah akan masa lalu Anda

Terkadang orangtua memiliki masalah pelik dalam diri masing-masing baik itu masalah diri sendiri, pekerjaan ataupun antara hubungan sesama (baik itu pasangan, saudara bahkan orang tua)

Telah banyak contoh kasus dan juga berdasarkan analisa yang ada bahwa banyak anak yang memiliki orang tua terutama Ibu yang memilki karakter temperatur tinggi dan pemarah akan menghasilkan seorang anak yang susah diatur dan tidak disiplin.

Sebagai orang tua terlebih seorang Ibu dianjurkan agar mengenali dulu apa menjadi masalah dalam dirinya untuk dapat mengendalikan dan menenangkan emosinya;

1. Apakah sebelumnya Anda diperlakukan tidak adil dan diperlakukan semena-mena (dipukul) di masa kecil Anda?
2. Apakah Anda seseorang yang susah dalam mengendalikan emosi, bila dalam keadaan marah?
3. Apakah Anda merupakan seseorang yang kurang sensitif terhadap perasaan damai?

Kenali benar akan situasi permasalahan yang Anda hadapi apakah itu persoalan dalam hal pekerjaan, keluarga, orangtua, pasangan, diri sendiri, ataupun anak?

Hal penting yang perlu diingat Anak adalah cermin dari diri kita sendiri! Jika anak-anak melihat Anda pada saat kejadian Anda sedang emosi baik itu dengan refleksi muka marah, dan mendengar suara dengan nada amarah, maka demikianlah anak itu akan menjadi seperti Anda.

2. Jaga Keseimbangan emosi anda

Setiap orang memiliki sifat emosional yang dapat meledak sewaktu-waktu. Beberapa orangtua memiliki kecenderungan pemarah pada saat mempunyai persoalan/permasalahan pada dirinya.

Cobalah untuk mengkategorikan tingkah laku terhadap kenakalan anak-anak Anda menjadi 2 kategori :

1. smallies (suka mengganggu) dimana suka usil, tidak bias diam, dan menangis bila dalam keadaan marah
2. biggies (suka menyakiti diri sendiri ataupun orang lain dan juga barang-barang/peralatan yang ada disekelilinginya) dimana membutuhkan tindakan yang cepat tanggap untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan (kecelakaan. Luka) baik terhadap diri si anak maupun anak lainnya dan juga orang lain.

Cobalah untuk mengkategorikan permasalahan dalam menangani anak dalam 2 kategori yaitu:

1. Si Pengganggu, dimana kebiasaannya adalah mengganggu kesukaan dan milik orang lain dan senjata andalannya adalah menangis
2. Si Perusak, dimana tingkat kenakalannya adalah merusak baik diri sendiri maupun barang miliknya atau yang ada disekitarnya, (membutuhkan tindakan yang cepat untuk menghindari hal yang tidak diinginkan baik untuk anak yang lain maupun terhadap diri kita sendiri sebagai orang tua)

Berikut cara mudah dalam menjaga keseimbangan emosi apabila terjadi kekacauan akibat dari kenakalan yang dilakukan anak-anak dengan kategori smallies, maka katakan dalam hati beberapa hal yang posisitif untuk menenangkan diri, misalnya;

1. Saya marah tapi saya dapat mengontrol diri
2. Kecelakaan kecil seperti ini biasa terjadi
3. Saya orang dewasa dan harus bisa menghadapi ini dengan tenang
4. Saya marah terhadap kekacauan yang terjadi bukan kepada anak-anak
5. Tenangkan diri dan kita akan belajar dari apa yang terjadi hari ini

Lakukan ini berulang-ulang dengan menggunakan taktik bersandiwara di depan anak-anak, mungkin dengan menggunakan kalimat yang dapat menggugah perasaan dan perilaku anak-anak, misalnya seperti;

1. O..ow ada yang buat kekacauan disini
2. Saya ambilkan kain untuk membersihkannya
3. Tidak masalah! Mama Bantu untuk membersihkannya Anda akan melihat betapa kontradiksi yang terjadi pada masa kecil Anda. Tidaklah mudah dalam mempraktekkannya dibandingkan apa yang Anda bayangkan.

Apabila Anda mengalami kesulitan dalam menjalankannya dalam hal untuk mengontrol emosi Anda, Anda mungkin dapat mencoba untuk menarik nafas dalam-dalam, berlalu, tetap tenang, dan merencanakan strategi kemudian kembali ke tempat kejadian perkara. Dengan dapat mengontrol diri Anda dan menghadapi anak-anak dengan tenang apabila mereka sedang berulah, dan melakukan hal-hal diatas maka akan memberikan pelajaran bagi anak-anak bahwa anak-anak mengerti orangtuanya sedang dalam keadaan marah, dan orangtuanya berhak melakukan ini terhadap mereka, Dia tidak suka apa yang sudah aku perbuat dan lakukan, tetapi dia tetap menyangi aku, dan dia merasa aku sudah bias membantunya untuk membersihkan kekacauan yang sudah kulakukan.

Dengan bertambahnya usia anak-anak maka akan makin beragam tingkah laku anak-anak, maka kesulitan dalam menanganinyapun semakin sulit bagi orangtua. Seringkali perasaan bersalah yang teramat sangat terhadap anak setelah emosi terlampiaskan seperti halnya melempar sesuatu sebagai pelampiasan kemarahan terhadap anak.

Adalah lebih mudah apabila kita sebagai orang tua menyadari dapat mengontrol emosi dan kemarahan kita daripada mengontrol tingkah laku anak-anak saat ini dan nantinya. Dan bilamana kita sebagai orang tua mendapati diri kita sedang emosi pada anak, jangan biarkan emosi dan kemarahan terlepaskan begitu saja sehingga menjadi emosi yang tidak dapat terkontrol lagi

1. Amarah kepada anak-anak
2. Amarah terhadap diri sendiri
3. Amarah yang berlebihan kepada anak akibat amarah kepada diri sendiri
4. Amarah dikarenakan amarah

Anda harus bisa menghentikan rantai amarah ini saat ini juga untuk melindungi diri Anda sendiri dan anak-anak Anda

3. Kendalikan Amarahmu

Emosi adalah suatu perasaan untuk melakukan sesuatu hal. Amarah dengan arahan yang baik dapat mengakibatkan kebaikan dan memperbaiki keadaan yang salah, misalnya pertama ketika dalam hal tidak membiarkan anak-anak melakukan hal-hal yang tidak benar, kedua dalam hal mengajarkan anak-anak dalam bertindak untuk bertingkah laku sopan kepada orangtua. Ini merupakan tindakan amarah yang baik.

Amarah dapat menjadi sesuatu berbahaya bila tidak dapat menjadikan dan memperbaiki keadaan menjadi baik dan benar. Amarah yang terjadi dibiarkan dan menjadi berkelanjutan sehingga tidak menghiraukan perasaan Anda sendiri, diri sendiri, juga kepada orang yang menyebabkan amarah itu terjadi. Anda melewati ambang batas kesabaran Anda sehingga amarah itu semakin menjadi dan tidak dapat dibendung lagi. Itu merupakan amarah yang berbahaya.

4. Berhenti untuk menyalahi diri sendiri

Seringkali emosi dan kemarahan yang terjadi adalah merupakan sesuatu hal yang sangat Anda tidak suka, tetapi pada kenyataannya energi emosi berupa kemarahan seringkali terjadi tanpa kita sadari. Tapi sebagai bahan renungan bahwa ada kalimat mengatakan “Tidak ada orang yang sempurna, orang seringkali membuat kesalahan tanpa disadarinya” Hanya diperlukan bagaimana cara memperbaiki kesalahan tersebut dengan tidak mengulanginya kembali. Selalu berpikir positif untuk tujuan kebaikan bersama terutam keluarga terutama anak-anak

5. Hati-hati terhadap situasi keadaan diri yang kacau yang dapat menjadi acuan tingkat emosi atau kemarahan Anda

Apakah situasi kehidupan Anda yang membuat Anda mudah emosi? Bila demikian maka Anda memiliki kecenderungan mudah marah terhadap anak-anak Anda. Misalnya pengalaman dalam kehilangan pekerjaan atau hal serupa lainnya merupakan salah satu akibat yang dapat menyebabkan emosi/kemarahan terjadi. Tetapi dengan menyadari situasi keadaan diri menjadikan diri lebih mudah untuk menghadapi tingkah laku kenakalan anak-anak bila tidak malah mengakibatkan kebalikannya. Dengan demikian Anda dapat menjelaskan situasi keadan diri Anda terhadap anak-anak Anda agar anak-anak dapat mengerti kesulitan akan keadaan yang sedang dihadapi oleh orangtuanya.

Atau lebih tepatnya Anda dapat mengatakannya demikian: “saat ini Ayah sedang dalam keadaan bingung dan sedih dikarenakan Ayah sedang tidak bekerja lagi, Ayah ingin kalian mengerti hal ini. Ayah sedang mencari pekerjaan baru dan kita akan baik-baik saja sekarang tetapi apabila Ayah sedang bingung dan sedih mungkin terkadang Ayah akan bersikap emosi dan marah bukan karena Ayah tidak saying terhadap kalian tetapi dikarenakan ada hal-hal yang sedang dipikirkan Ayah yang membutuhkan konsentrasi dalam keadaan tenang.”

Dan bila memang sudah sampai ke ubun-ubun Anda dan Anda tidak dapat menahan emosi Anda, maka sudah seharusnya Anda meminta maaf atas keterlanjuran emosi dan kemarahan yang sudah terjadi. Misalnya dengan mengatakan “Maafkan Ayah karena Ayah sudah marah tadi, itu dikarenakan Ayah sedang konsentrasi terhadap sesuatu, itu bukan salah kalian (anak-anak). Dengan demikian sebagai orangtua kita berusaha untuk selalu dapat berterusterang kepada anak-anak dan juga terhadap diri sendiri. Mengenali emosi diri kita maka kita dapat tetap menjaga emosi kita sampai dengan situasi keadaan yang membuat kita emosi terselesaikan.

Akan selalu ada permasalahan dalam kehidupan ini yang tidak dapat kita tentukan kapan datangnya masalah tersebut. Semakin pandainya kita mengenali permasalahan yang ada terhadap situasi yang terjadi maka kita akan menjadi orangtua yang lebih berpengalaman dan bijaksana demikian juga sebagai diri sendiri (orang), dengan menyadari bahwa kehidupan keluarga yang Anda jalani adalah dengan dapat mengontrol segala tindakan yang diambil oleh Anda sendiri, yaitu dengan dapat menangani emosi Anda, dimana emosi dapat menjadi bumerang untuk Anda bahkan terhadap anak-anak Anda.

Sumber : berbagai sumber

Tidak ada komentar: