Senin, 19 Januari 2009

IPNU Serukan Pelajar Boikot Sinetron Remaja

Rabu, 22 November 2006 21:11
Kapanlagi.com - Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPNU) menyeru kalangan pelajar memboikot produksi dan tayangan sinetron remaja yang kebanyakan tidak mendidik, bahkan mendistorsi fungsi sekolah selaku lembaga pendidikan.

"Kami telah mempelajari sinetron remaja saat ini. Kesimpulan kami sebagian besar isinya tidak mendidik, hanya mengajari remaja hidup glamour dan pergaulan bebas. Kalau ini dibiarkan, masa depan bangsa ini akan semakin buruk," kata Ketua Umum PP IPNU Idy Muzayyad di sela-sela sarasehan bertajuk Remaja dalam Bingkai Sinetron dan Film Indonesia di Gedung PBNU, Jakarta, Rabu.

Idy mengatakan, tayangan sinetron remaja saat ini cenderung menuruti pasar ketimbang membangun masa depan generasi muda. Sinetron remaja seharusnya lebih mengutamakan pembentukan karakter bangsa yang bermoral dan berprestasi.

"Masak remaja kita disuguhi sinetron yang isinya ciuman dan pacaran di sekolah. Jujur saja, tayangan seperti itu `kan mempengaruhi para remaja untuk meniru," katanya.

Oleh karena itu, IPNU melalui jaringan yang dimiliki, termasuk dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI), akan menyusun gerakan pemboikotan terhadap sinetron remaja yang tidak mendidik.

"Kita akan manfaatkan jaringan yang kita miliki. Ke depan kita juga akan menempuh jalur hukum, entah somasi atau class action," katanya.

Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi ketika membuka sarasehan juga mengungkapkan keprihatinan yang sama. Ia menyatakan protes keras terhadap penggunaan sekolah sebagai lokasi syuting sinetron yang ceritanya hanya berkisar pada pacaran.

"Saya sangat kecewa pada sinetron hari ini, kebanyakan kisahnya percintaan dan di sekolah lagi. Kenapa harus pakai latar sekolah, kenapa para pemerannya pakai seragam sekolah? Ini jelas mereduksi fungsi sekolah sebagai lembaga pendidikan. Ini kan merusak," katanya.

Selain itu, tambah Hasyim, sinetron remaja juga lebih banyak menampilkan khayalan dari pada kenyataan yang terjadi di masyarakat. Melalui sinetron, katanya, televisi telah mencekoki generasi muda negeri ini dengan sesuatu yang jauh dari kenyataan yang sebenarnya.

"Bagaimana kalau remaja kita terus diberi fantasi-fantasi? Persoalan ekonomi kita rusak, politik kita kacau, sosial-budaya kita nggak jelas, dan lain sebagainya, mereka (remaja-red) tidak akan peduli dengan hal itu," kata pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswa Al Hikam, Malang tersebut. (*/dar)
sumber: http://www.kapanlagi.com

Tidak ada komentar: