Senin, 19 Januari 2009

Mendidik Anak Gemar Wirausaha

Januari 16, 2008 oleh mhzen
sumber: mhzen.wordpress.com

Profesi sebagai wirausahawan, selama ini belum begitu memikat bagi generasi muda. Para remaja saat ditanya apa cita-citanya, kebanyakan menjawab ingin jadi insinyur atau dokter. Jarang sekali ada anak atau remaja, yang sejak awal bercita-cita ingin jadi seorang wirausahawan.

Kondisi ini karena kancah wirausaha atau dunia bisnis, masih jauh dari kehidupan anak-anak atau remaja. Mereka tidak tahu atau belum tahu indahnya kancah wirausaha, sebab selama ini lingkungan yang ada memang kurang kondusif. Mereka berangan-angan jadi dokter atau insinyur, karena profesi tersebut dinilai sebagai profesi hebat dan menjanjikan imbalan finansial yang melimpah. Karena itu wajar saja jika generasi muda jarang sekali yang memiliki cita-cita akan terjun ke blantika wirausaha.

Padahal apa bila tahu bagaimana indahnya berwirausaha, maka dia akan lebih memilih jadi wirausahawan dibanding menekuni profesi lain. Lebih lagi dalam kondisi ekonomi serba sulit sekarang ini. Di saat kondisi ekonomi di negeri ini terpuruk, banyak profesi yang semula mampu mendatangkan finansial bagus ternyata dalam perkembangannya justru bagai telur di ujung tanduk. Sebab jadi karyawan di sebuah instansi, ternyata belakangan ini rawan terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

Bahkan instansi yang selama ini masuk kategori “basah” karena gaji karyawannya rata-rata tinggi, yang semula dikira sangat mantap, juga tetap rentan PHK. Wirausaha adalah satu-satunya profesi mandiri, yang kenal terhadap ancaman PHK. Mereka yang terjun di sektor wirausaha, sepanjang dia mau bias menekuninya terus, tidak ada yang bisa menjatuhkan vonis PHK kecuali dirinya sendiri.

Sebab seorang wirausahawan bias bertindak sebagai karyawan sekaligus manajer dan owner bagi usahanya, sehingga maju atau mundurnya usaha tersebut tergantung dari kesungguhan yang bersangkutan. Jika kancah bisnis tersebut dijalani dengan tekun, kerja keras, penuh semangat dan tidak mudah putus asa, niscaya usaha tersebut pasti akan meraih sukses.

Melihat prospek dunia wirausaha, maka sudah saatnya anak-anak atau para remaja kita latih menjadi wirausahawan. Jiwa entrepreneur perlu kita tanamkan sejak usia dini, agar mereka kelak bisa menjadi wirausahawan yang handal. Jika sejak dini anak-anak sudah dilatih wirausaha, maka setelah dewasa kelak dia akan mampu menjadi seorang wirausahawan yang tegar, disiplin, pantang menyerah dan sukses dalam mengembangkan usaha.

Jiwa wirausaha inilah yang perlu kita tanamkan sejak dini, terhadap anak-anak kita yang nota bene generasi muda. Untuk terjun ke kancah wirausaha sebetulnya tidak perlu menunggu seseorang sudah usia dewasa. Sejak masa kanak-kanak atau remaja, seyogyanya sudah mulai belajar menekuni wirausaha.

Hal ini pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Pada usia 8 tahun Muhammad sudah berkiprah menggembalakan kambing. Lepas dari profesi sebagai penggembala kambing, Nabi Muhammad lantas terjun sebagai pengusaha yang selalu jujur dan amanah. Bahkan pada saat usianya baru 12 tahun, Muhammad sudah mampu berdagang ke manca Negara yakni ke negeri Syiria. Dalam berdagang nabi selalu jujur. Karena kejujuran nabi, beliau lantas diberi gelar Al-Amin atau orang yang patut dipercaya.

Para orangtua yang sudah terjun di kancah wirausaha, sebaiknya melibatkan anak-anaknya dalam mengurusi usaha. Hal ini sebagai pengkaderan agar generasi muda kita kelak akan mampu meniti rumitnya dunia bisnis dengan baik. Agar anak-anak bersemangat untuk membantu bisnis yang dijalankan orangtua, mereka juga harus diberi imbalan layak berupa gaji. Dengan imbalan gaji yang diperoleh dari membantu orantua, niscaya anak-anak akan makin semangat ikut berlatih bisnis.

2 Tanggapan ke “Mendidik Anak Gemar Wirausaha”

1.Februari 5, 2008 pada 3:44 am Afra Mayriani

Hi Pak Zen, benar sekali nih bahwa kewirausahaan memang harus diperkenalkan sejak dini untuk generasi muda penerus bangsa. Karena dari dulu kita sudah biasa dengan yg namanya title metereng dan bangga bila bisa bekerja di gedung megah, walaupun profesinya cm sekedarnya saja :) Mertua sayapun masih kolot berpegang pada hal bahwa menjadi karyawan itu lebih membanggakan dari sekedar menjadi tukang tambal ban :) Padahal bisnis tempat servis kendaraan bermotor bukanlah sekedar tambal ban saja. Hanya orangtua jaman dulu tidak pernah mengetahui apa itu arti dari bisnis ataupun profesi entrepreneur….mmhhh…terima kasih jg untuk dukungannya. kalau ke Jakarta mampir ya pak…

Salam Sukses,

Afra Mayriani
http://www.aframayriani.wordpress.com

2.Februari 5, 2008 pada 5:04 pm Muhammad Zen

Dear Mbak Afra, terimakasih ya kunjungannya.

Mbak alhamdulillah saya barusan terpilih sebagai Juara Satu, lomba menulisnya versi: Mas Ersis (webersis.com) / menulismudah.com

Salam dari Kota Apel Malang:
http://mhzen.wordpress.com
http://mzenmzen.multiply.com

Tidak ada komentar: