Senin, 19 Januari 2009

Jangan Asal Nonton Film

http://increduyble.files.wordpress.com/2007/03/ist2_2700695_tv_retro.jpg


Banjir film remaja? Asyik. Tapi, kayaknya kamu perlu hati-hati. Jangan sembarang beli tiket dan nonton. Lho?


Ada Apa Dengan Cinta, Eiffel... I'm In Love, Mengejar Matahari, 30 Hari mencari Cinta, Buruan Cium Gue, dan Virgin. Bisa tebak deretan apa ini? Inilah film-film remaja yang pastinya bikin kamu terbayang-bayang Dian Sastro, Nicholas Saputra, Samuel Rizal, atau sempat dengar juga ribut-ribut film yang ditarik dari peredaran. Untuk kamu-kamu juga, tak lama lagi bakal muncul film Tentang Dia garapan sutradara Rudi Soedjarwo. Ceritanya, lagi-lagi tentang remaja.

Bagaimana sih pengaruh film tersebut terhadap kehidupan remaja?
Film remaja yang bisa disaksikan di bioskop cukup mempengaruhi gaya hidup remaja. Hal ini dikarenakan masa remaja merupakan masa mencari identitas diri sehingga membutuhkan idola yang bias dijadikan figur. Salah satunya dari aktor maupun aktris dari film remaja.
Sayangnya, lanjut Dian, kebanyakan film tersebut tidak banyak memberikan dampak positif, karena tidak semua remaja memiliki filter untuk dapat menilai mana yang harus ditiru dan mana yang tidak. Karena masa remaja merupakan masa transisi dalam mencari jati diri maka ketika film remaja yang disajikan memberikan idola metropolis terhadap remaja maka wajar saja jika remaja kemudian menjadi remaja yang metropolis dengan gaya hidupnya.

Dian mencontohkan, berbagai fakta yang menimpa remaja juga banyak disebabkan pengaruh tontonan film yang disajikan. Walaupun tidak bias dijadikan faktor utama seperti pergaulan bebas, kehidupan dunia malam dan konsumerisme. Seperti film Buruan Cium Gue, untung tidak jadi beredar, gimana kalau remaja mencontohnya, di mana remaja merasa pacar itu untuk berciuman.

Namun demikian, remaja masih lebih baik jika menonton film yang memang khusus untuk kalangan remaja. Tapi, menonton juga tak asal menonton. Saat menonton sebuah film, kamu mesti punya filter. Sehingga, kalian bisa menangkap nilai-nilai positif yang ada dalam film tersebut.

Menurut Dian, idealnya, sebuah film juga perlu mengandung nilai-nilai pro-sosial yang bisa memberi wawasan dan pengetahuan positif bagi remaja. Film remaja yang baik tentu saja sangat perlu mengajarkan rasa solidaritas, kesetiakawanan, dan optimisme. Film remaja sekarang banyak memberikan contoh kehidupan metropolis yang tidak semuanya baik buat perkembangan psikologis belum lagi kesesuaian dengan budaya dan norma di masyarakat.

Untuk itu, remaja harus memiliki pengetahuan dan informasi dasar sehingga bisa mengetahui mana batasan yang bisa ditiru dan mana yang bisa diambil sebagai pelajaran atau sekadar hiburan saja. Makanya, dari awal remaja harus memiliki prinsip hidup. Dalam hal ini, peranan orang tua sangat penting untuk memberikan bimbingan sehingga tidak gamang ketika berada di luar kontrol keluarga.

Selain itu, remaja harus bertindak asertif, di mana berani menolak terhadap hal-hal yang tidak seusai dengan prinsip. Walaupun pengaruh dari kelompok teman sepermainan begitu kuat atau disebut dengan konformitas seperti takut dibilang ngga gaul, kuper, atau sekadar ingin mencoba apa yang ditonton, learning by doing dan lain sebagainya.

Nah, Belia, jika kamu mau nonton film, pilihlah film yang pas buat kamu. Jangan meniru semua isi film untuk dipraktikkan dalam kehidupan kamu, tanpa menyaring mana yang benar dan mana yang salah.

Source : http://www.jambi-independent.co.id

: http://id.88db.com

Tidak ada komentar: