Sabtu, 10 Januari 2009

Penelitian di Indonesia Tidak Fokus

JAKARTA--Pencapaian tertinggi dalam penelitian dan pendidikan adalah menjadi diamond. Demikian pemaparan Rektor Universitas Indonesia (UI), Prof. Dr. der soz Gumilar Rustiwa Somantri dalam Stadium Generale "Prospek dan Tantangan Menuju Universitas Riset di Indonesia," yang berlangsung di Kementerian Negara Riset dan Teknologi RI, Rabu (17/12).Diamond tersebut, kata Somantri, bisa dalam bentuk nobel ataupun sumbangsih terhadap peradaban. Namun, kata dia, Indonesia belum bisa mencapai hal tersebut. "Umumnya riset yang dilakukan baik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Riset dan Teknologi (Ristek) dan Perguruan Tinggi tidak fokus," kata Somantri. "Tidak disini, riset tidak memberikan sumbangan pada pengembangan kehidupan," imbuh SomantriSomantri menanalogikan perkembangan riset seperti riak gelas dalam air dimana posisi peneliti Indonesia berada pada tepi gelas bukan pada pusat riak. Hal ini, kata Somantri, apa yang dilakukan para peneliti Indonesia tidak berada pada posisi terdepan (Frontier) tetapi lebih cenderung mengikuti trend riset yang ada.Somantri melihat paling tidak ada dua hal yang perlu dipenuhi dalam penelitian yakni Touching dan Strength. Touching yang dimaksud adalah penelitian dilakukan sesuai dengan maksud meningkatkan peradaban sedangkan Strengh menyangkut kegigihan para peneliti untuk terus bekreasi meskipun dengan dana yang dana terbatas."Setelah fokus baru ada kemungkinan kedepannya kita bisa memperoleh nobel dan menjadi frontier," katanya.Untuk fokus penelitian, dia menyebut tiga hal yang seharusnya menjadi hal penting yang terus di teliti yakni penyakit, nutrisi dan pengobatan herbal. Ia mengatakan seharusnya peneliti Indonesia tidak perlu malu meneliti nutrisi."Jangan pernah malu melakukan riset nutrisi, karena masa depan bangsa tergantung pada anak-anak yang sekarang terkena kurang gizi. Para peneliti dan universitas yang seharusnya bertanggung jawab," tegas SomantriMenyikapi hal itu, Somantri menilai perlu dilakukan dua hal yakni reformasi perguruan tinggi (PT) dan konteks. Reformasi yang ia maksud ialah integrasi berbagai departemen yang selama ini berdiri sendiri-sendiri dalam sebuah federasi yang bernama universitas,kemudian konvergensi keilmuan,pengembangan nilai-nilai penelitian, dan internasionalisasi. Semua itu, menurutnya, akan menjadi mesin yang mendorong penelitian.cr2/it

Tidak ada komentar: